pernahkah engkau coba tuk mengerti
apa yang ada di sisi gelap sudut hati ku
sesuatu yang ku endapkan,,,
di bawah semua riuh keinginan mu
ku samarkan karna tak ingin membebani mu
ada kah tanya mu,,,
selain tentang cinta yang kau semat tanpa harap ini
semua tiada pernah ada dalam fikir mu
ketika ketegaran ku tlah sampai di ujung letih
ketika hati ini terasa tak mampu menopang beban
dan ketika aku butuh bersandar,,,
untuk mengadu tentang keluhan ku
kau tetap berdiri dengan ke egoan mu
dan saat aku berubah atas rasa keangkuhan mu
selalu salah kau limpahkan pada diri yang tlah rapuh ini
walau aku tak butuh air mata,,,
dari kelopakmu atas gundah yang merajam hatiku
aku juga tak butuh kesedihan dari rasamu
atas penderitaan yang menderaku
sesaat,,,
adakah waktu,kau tepis riuh di sekeliling
untuk mendengar tentang rintihan ku
sesa'at,,,
adakah sempat,engkau membisu
dari celoteh atas sapa para pemujamu
sekadar berbisik manja menenangkan resah ku
ahhh,,,,
seperti inikah cinta maya yang kau janjikan
cinta yang tak sepadan untuk membutuhkan
cinta yang begitu membuat ku fakir
terasing sepi dalam kesendirian
kemana lagi aduan ku alamat kan
terasa aku makin pilu terhimpit dinding bisu
yang selalu pongah tuli atas swaraku
aku yang tak pernah berlari
saat kau datang dengan luka pun kesepian
aku yang tak pernah menafikan
bila kau merintih tentang kepedihan
kini aku keseorangan
di bawah langit kelam
bersimbah air mata
berteman gulana
tiada yang mau tau,,,
tiada yang mencoba tuk mau mengerti
Kumpulan puisi cinta sepanjang masa. karena cinta tak akan pernah tutas untuk di katakan. Cintailah Cinta
~MEMINJAM MALAM~
kau yang menari di ujung gelisahku
dengan tudingan amarah dan senandung kebencian
kau yang merasa bimbang atas luka ku
dan aku di sini pedih menyulam selembar asa
sekadar tuk menghatpus air mataku
atau kira cukup untuk membalut luka yang kembali berdarah
malam,,,,
kembali aku meminjam laman mu
untuk menoreh renungku
manakala nanar mentari tlah kau sembunyikan
dibawah peraduan gulitamu
biarlah di kegelapan dinding berandamu
aksaraku bertebar walau tanpa cercah
malam,,,,
izin kan aku kembali meminjam sunyimu
sejenak tenangkan semesta tanpa swara satwa kegelapan
aku ingin hening mendamaikan hatiku
dimana tlah riuh ku dengar kalimat menusuk gendang dengar
menghujam menepis sebuah kepastian
tenangkan aku dengan peluk keheninganmu
malam,,,,,
cumbuilah aku dengan mimpi-mimpi terindah
walau tanpa lelap aku tapaki detik ini
hingga esok akan terlahir pejuang dengan jiwa ksatria
dari hati yang melarg disini
hingga mampu ia mendongak
menatap sinaran pagi menantang hari
malam,,,,
ceritakan aku dengan isyarat kebisuan mu
tentang negeri yang kau huni
dimana bintang slalu bertebaran
tanpa caci tanpa maki
dari yang terang kepada yang muram
malam,,,maaf,,kembali aku meminjam mu
dengan tudingan amarah dan senandung kebencian
kau yang merasa bimbang atas luka ku
dan aku di sini pedih menyulam selembar asa
sekadar tuk menghatpus air mataku
atau kira cukup untuk membalut luka yang kembali berdarah
malam,,,,
kembali aku meminjam laman mu
untuk menoreh renungku
manakala nanar mentari tlah kau sembunyikan
dibawah peraduan gulitamu
biarlah di kegelapan dinding berandamu
aksaraku bertebar walau tanpa cercah
malam,,,,
izin kan aku kembali meminjam sunyimu
sejenak tenangkan semesta tanpa swara satwa kegelapan
aku ingin hening mendamaikan hatiku
dimana tlah riuh ku dengar kalimat menusuk gendang dengar
menghujam menepis sebuah kepastian
tenangkan aku dengan peluk keheninganmu
malam,,,,,
cumbuilah aku dengan mimpi-mimpi terindah
walau tanpa lelap aku tapaki detik ini
hingga esok akan terlahir pejuang dengan jiwa ksatria
dari hati yang melarg disini
hingga mampu ia mendongak
menatap sinaran pagi menantang hari
malam,,,,
ceritakan aku dengan isyarat kebisuan mu
tentang negeri yang kau huni
dimana bintang slalu bertebaran
tanpa caci tanpa maki
dari yang terang kepada yang muram
malam,,,maaf,,kembali aku meminjam mu
PESAN DARI ENDAPAN AIR MATA
sementara kau lari atas kekecewaan mu
lagi aku menyulur benang tuk menjahit luka
di bawah pekat awan yang kau tebar di atas langit ku
semakin terbahak tawa entah semu atau dari hati
tiada beda laksana petir
nyaring jumawa bergelegar
memanggil hujan pun jua badai
tuh segera melumat menghancurkan raga yang kian lusuh ini
apa arti harap mu yang kemarin kau bingkai dengan air mata
apa arti pinta mu,,,,
yang seolah ketulusan menjadi mahar dari rayuan
ahhh,,,,,
lagi dan lagi memang aku yang tak tau diri
terlalu percaya dengan sejuk yang kau hembuskan
dibalik bara api yang slalu kau genggam
untuk membakar mengabukan aku
ini lah aku,,,
yang kemaren kau tangisi
ini lah aku,,,
yang kemarin kau harap kan
untuk jujur mengakui rasa yang lama ku pendam
ya aku pendam,,,
cinta yang hanya padamu tak pernah padam
dan aku enggan tuk ungkapkan
karna aku begitu takut
akan kembula pedih luka kau sayat kan
aku lelah menghitung air mata ini sendiri
aku letih menahan pedih dalam sepi
saat sejenak aku menepi pada kebisuan
terasa luka ini mampu menemani ku
slalu berisyarat bahwa nyawa ini masih menghuni
karna aku dapat melihat mu
namun kini,,,
saat tersurat kau ada di sisi
merdu tutur mu malah laksana belati
menikam mengkoyak rasaku
bukan bersenandung memanjakan aku
hanya karna keinginan mu
ya,,,
bukan kah kau tau sejak dulu
aku nan fakir atas segala
tak punya tentang harapan yang kau idamkan
air mata ku terendap beku
inilah nawala ketidak mampuan nya
puaskan,,,sebelum kau benar benar kehilangan aku
bukan karna aku,tapi karna takdir yang berlaku tentang kita
lagi aku menyulur benang tuk menjahit luka
di bawah pekat awan yang kau tebar di atas langit ku
semakin terbahak tawa entah semu atau dari hati
tiada beda laksana petir
nyaring jumawa bergelegar
memanggil hujan pun jua badai
tuh segera melumat menghancurkan raga yang kian lusuh ini
apa arti harap mu yang kemarin kau bingkai dengan air mata
apa arti pinta mu,,,,
yang seolah ketulusan menjadi mahar dari rayuan
ahhh,,,,,
lagi dan lagi memang aku yang tak tau diri
terlalu percaya dengan sejuk yang kau hembuskan
dibalik bara api yang slalu kau genggam
untuk membakar mengabukan aku
ini lah aku,,,
yang kemaren kau tangisi
ini lah aku,,,
yang kemarin kau harap kan
untuk jujur mengakui rasa yang lama ku pendam
ya aku pendam,,,
cinta yang hanya padamu tak pernah padam
dan aku enggan tuk ungkapkan
karna aku begitu takut
akan kembula pedih luka kau sayat kan
aku lelah menghitung air mata ini sendiri
aku letih menahan pedih dalam sepi
saat sejenak aku menepi pada kebisuan
terasa luka ini mampu menemani ku
slalu berisyarat bahwa nyawa ini masih menghuni
karna aku dapat melihat mu
namun kini,,,
saat tersurat kau ada di sisi
merdu tutur mu malah laksana belati
menikam mengkoyak rasaku
bukan bersenandung memanjakan aku
hanya karna keinginan mu
ya,,,
bukan kah kau tau sejak dulu
aku nan fakir atas segala
tak punya tentang harapan yang kau idamkan
air mata ku terendap beku
inilah nawala ketidak mampuan nya
puaskan,,,sebelum kau benar benar kehilangan aku
bukan karna aku,tapi karna takdir yang berlaku tentang kita
Subscribe to:
Posts (Atom)